Tuesday, October 2, 2018

Mengenal Sosok Pendiri Islam Nusantara Beserta Nabinya.

Pendiri Islam Nusantara beserta nabinya sering kali menjadi pusat pencarian akhir-akhir ini. Hal tersebut dikarenakan adanya kemunculan islam nusantara yang menimbulkan berbagai perdebatan dikalangan umat islam. Perdebatan terjadi tidak karena perbedaan pandangan semata, tetapi lebih karena apa yang dipandang itu berbeda. Ulama besar Indonesia khususnya ulama Nahdliyin mencoba memberikan pendapat tentang apa itu sebenarnya Islam nusantara.

Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013, Makhfud MD mengemukakan bahwa islam nusantara merupakan suatu gerakan meng-Indonesia-kan islam, artinya membawa islam kepada realita yang sesuai dengan negara Indonesia. Bukan memaksa orang lain yang bukan islam untuk masuk ke dalam agama islam.
Pada acara yang digelar dengan tema "Pancasila dalam Perspektif Islam Nusantara", Beliau menyatakan bahwa Nabi Muhammad tidak pernah memaksa siapa pun untuk masuk ke dalam Islam, tapi Beliau (Nabi SAW) hadir untuk mengabarkan dan menawarkan agama yang hanif (lurus),".

Pendiri Islam Nusantara


Berbicara mengenai siapa pendiri islam nusantara tentu banyak yang menolak untuk dijadikan seorang pemimpin. Namun, pendiri bisa diurutkan berdasarkan asal usul berdirinya Islam Nusantara. Belakangan ini mencuat diskursus ‘Islam Nusantara’ yang diwedarkan sebagai bentuk capture identitas dalam konteks sosio-antropologis, argumen-argumen penolakan yang bersifat ambisius dan dadakan perlu segera diluruskan.

Seorang Profesor sejarah dari Universitas Princeton melalui hasil risetnya mendedahkan secara eksplisit bahwa ‘Islam (di) Nusantara’ memiliki akar-akar sejarah yang menghunjam jauh ke masa silam. Artinya, yang disebut dengan ‘Islam Nusantara’ tak lain merupakan salinan pucat dari sejarah Islam di Nusantara itu sendiri. Untuk lebih jelasnya, dapat kalian baca pada artikel lain dengan judul asal usul islam nusantara.

Setiap bangsa dan zaman tentu akan memiliki sistem negaranya sendiri. Sistem inilah yang dijadikan sebagai produk ijtihad pada masanya. Mahfud MD menjelaskan bahwa dari zaman Nabi, Sahabat hingga sampai sekarang, tidak ada sistem pemerintahan Islam yang baku. Seiring perkembangan zaman, selalu berubah-ubah.
Pendiri Islam Nusantara
Pendiri Islam Nusantara
Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negaranya, merupakan gagasan yang dibentuk dan disahkan berdasarkan kesepakatan para pendiri melalui proses yang panjang dan begitu banyak pengorbanan. "Dan kesepakatan ini tidak boleh dihianati oleh paham apa pun, termasuk khilafah," kata Mahfud MD (Selasa, 24/7/2018) di Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Demak, Jawa Tengah.

Bagaimana dengan Nabi penganut  Islam Nusantara?.


Melalui media sosial yang sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari, menjadikan semua orang memiliki tingkatan yang setara. Siapa pun bebas berkomentar atas masalah apa pun. Tapi disisi lain banyak juga kelemahan yang justru membuat pemakainya tergelincir kedalam keyakinan yang salah. Hal itu dikarenakan mereka masih memiliki pengetahuan sepotong-sepotong, yang seharusnya masih harus banyak belajar, tapi mengomentari beragam permasalahan agama. Tanpa disadari bahwa ternyata dirinya masih belum banyak tahu, namun dengan bangganya menjadi pasukan sorak hore kepentingan tertentu.

Islam Nusantara jika meminjam istilah Gus Dur artinya "membumikan Islam", menjadikan islam di Indonesia bersatu memerangi keyakinan-keyakinan yang dianggap keluar dari norma yang ada di Indonesia. Islam itu satu karena semua orang muslim di seluruh dunia bersaksi bahwa tuhan itu satu -Allah SWT- dan bersaksi satu bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya, serta  kitab Al-Qur’an adalah panutan hidup yang hakiki. Dengan demikian, secara normatif Islam adalah satu karena risalah ajarannya berasal dari satu sumber yang sama yaitu Allah SAW.

Pengertian Islam Nusantara


Islam Nusantara bukan mereka yang memiliki pemikiran yang ngawur, tapi melihat dari sisi kemanusian (insaniyah) dari ajaran Islam tentang bagaimana orang-orang Islam Indonesia secara empiris mengamalkan ajarannya sesuai dengan budayanya dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat. Seperti yang sudah diketahui bahwa sisi kemanusiaan itu beragam dan tidak satu karena manusia memang beragam, sedang ajaran Islam tetap ilahiyah karena merupakan wahyu dari Allah SWT. Berdasarkan sisi ilahiyah inilah yang menjadikan Islam itu satu.

Contoh Islam nusantara yang bisa langsung dilihat yaitu mengenai ajaran shalat. Semua orang Islam sepakat bahwa salah satu syarat sahnya  adalah menutup aurat. Tapi apakah setiap orang Islam di dunia melalukan cara yang sama dalam menutup aurat?. Tentu tidak. Sebab, masing-masing wilayah memiliki budaya pakaian berbeda. Misalnya dalam perayaan Maulidan, Shalawatan, Tahlilan, adalah tradisi islam di nusantara yang memang sudah ada sejak dulu.

Contoh lainnya adalah orang Arab yang dalam kesehariannya mengenakan gamis untuk menutup badannya. Maka ketika shalat mereka mengenakan gamis. Berbeda dengan Indonesia yang pada umumnya mengenakan sarung/celana dan baju ketika shalat untuk menutup auratnya.

Demikianlah pembahasan mengenai siapa sosok pendiri islam nusantara dan siapa nabinya yang memang sering menjadi bahan perbincangan. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa meluruskan pendapat tentang islam nusantara.

Monday, October 1, 2018

Maulidan, Sholawatan, Tahilan, Adalah Tradisi Islam Di Nusantara

Maulidan, Sholawatan, Tahilan, Adalah Tradisi Islam Di Nusantara - Tradisi Islam di Nusantara saat ini masih menjadi pertanyaan dikalangan masyarakat. Tidak terkecuali mengenai maulidan, sholawatan, dan tahlilan yang diamalkan oleh warga Nahdliyin (julukan untuk orang NU). Dengan banyaknya organisasi keagamaan yang ada, menjadikan tradisi yang sudah menjamur sejak dahulu dinyatakan sebagai ajaran sesat dan bid'ah.

Polemik atau pro-kontra mengenai tradisi seperti Maulidan, Sholawatan, Tahilan Di Nusantara memang perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam agar tidak salah paham. Secara teori disebutkan bahwa Islam datang dari jazirah arab yang diemban oleh pedagang sufi sehingga bisa masuk ke dalam nusantara. Namun, dkarenakan kondisi indonesia yang masih erat dengan adat, maka dicampurlah antara agama dengan adat agar mudah dipahami seperti yang dilakukan oleh "wali songo".

Maulidan, Sholawatan, Tahilan, Adalah Tradisi Islam Di Nusantara
Tradisi Islam Di Nusantara
Pembahasan mengenai Maulidan, Sholawatan, Tahilan, Adalah Tradisi Islam Di Nusantara didalam artikel ini tidak akan dibahas hingga selesai. Oleh karenanya, perlu dilakukan pemikiran yang kontekstual dan melakukan berbagai interaksi dengan para 'ulama terkemuka.

Salah satu bentuk ketidaksetujuan adanya islam nusantara dikarenakan banyak yang salah mengartikannya. Terlebih diera kemajuan seperti sekarang ini banyak pemikiran “Islam adalah agama yang sempurna, jadi tidak perlu diembel-embel lagi. Islam Nusantara justru akan mereduksi makna Islam itu sendiri”. Jika alasannya demikian, mengapa tidak ada yang merasa terbebani dengan penggunaan istilah Islam Kaffah (berarti ada Islam yang tidak kaffah), Islam Berkemajuan (berarti ada Islam yang tidak berkemajuan), dan sederetan istilah lainnya.

Maulidan, Sholawatan, Tahilan, Adalah Tradisi Islam Di Nusantara


Amalan seperti Maulidan, Sholawatan, dan jugaTahilan sudah biasa dilakukan saat merayakan selamatan dan tasyakuran. Akan tetapi banyak yang menyangkal bahwa ajaran-ajaran tersebut merupakan ajaran nyeleneh, tidak sesuai ajaran yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Lantas bagaimana dengan membaca koran, mengendarai mobil, memakai handphone dan sebagainya?, sedangkan semua itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Penjelasan islam nusantara masih banyak yang salah mengartikannya yang disebabkan karena kebodohan atau karena ingin menyesatkan orang lain dan umat. Sebetulnya banyak perbedaan antara islam timur tengah dengan islam nusantara. Lebih tepatnya letak geografis yang menjadikan pola hidup antara negara satu dengan yang lainnya.

Contoh islam nusantara diantaranya sifat-sifat kesukuan, sifat kekabilahan, dan beberapa lainya.  Contoh kasus yaitu dalam dalam hal zakat fitrah dimana Rasulullah membayar zakat dengan makanan pokok (kurma dan gandum). Tapi apakah di Indonesia juga akan disamakan dengan apa yang dilakukan Rasulullah yaitu menggunakan kurma dan gandum?. Oleh sebab itu, di Indonesia diberlakukan boleh membayar zakat dengan beras.

Pengertian Islam nusantara adalah islam aswaja. Islam nusantara tidak bersifat tekstual dan tidak liberal. Karna kalau liberal nanti akan berlebihan, cara berpikir islam nusantara harus moderat, dinamis, dan tidak ngawur. Karakteristik utama dari Islam Nusantara adalah moderat, pengasih, anti-radikal, inklusif, dan toleran. Sesuai dengan apa yang diamalkan oleh NU sebenarnya menyangkut aqidah menurut Imam Asyari dan Maturudi. Amaliyah atau tata cara yang dilakukan dalam hidupnya adalah menjaga tradisi tata cara seperti tahliilan, selamatan, haul, seperti kebanyakan tradisi NU.

Maulidan, Sholawatan, Tahilan, Adalah Tradisi Islam Di Nusantara
Tradisi Islam Di Nusantara
Pendiri islam nusantara adalah mereka yang memiliki pemikiran kurang kompleks. Sebut saja Hizbut Tahrir yang secara terang-terangan menentang adanya konsep islam nusantara. Mereka mengkritik bahwa islam nusantara adalah suatu bentuk yang merusak ketunggalan islam dan merusak kesatuan umat.

Konsep islam nusantara diatur dalam Al Qur'an yang memuat tiga ajaran penting. Pertama, ajaran akidah yaitu suatu ajaran yang wajib diyakini oleh mukallaf (dalam hal ini disebut rukun iman). Kedua, ajaran akhlak/tasawuf. dan yang Ketiga, ajaran syari'at atau ajaran praktis. Selain daripada Al Qur'an, juga berpedoman pada hadits dan pendapat para ulama yang disebut dengan ijtima dan qiyash.

Ijtima' dan qiyas bukan dasar hukum islam nusantara sesat. Namun itulah cara ulama untuk mensiasati letak geografis suatu negara. Ulama merupakan pewaris nabi, artinya beliau adalah washilah atau perantara ilmu dan sifat dari Rasulullah SAW. Seperti yang dinyatakan oleh Imam Muhammad Thahir bin Ali Al Fatani Rahimahullah yang menyatakan bahwa:

" العلماء ورثة الأنبياء "
“Ulama adalah pewaris para nabi”, (Tadzkiratul Maudhu’at, Hal. 20).

Hukum islam di nusantara di atas perlu dijadikan sebagai solusi atau jalan keluar agar bangsa Indonesia tidak terpecah karena perbedaan budaya. Islam Nusantara pada dasarnya memposisikan Agama Islam diatas segalanya yang berlandaskan kepada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD agar bisa masuk kedalam budaya manapun.

Demikianlah penjelasan mengenai Maulidan, sholawatan, Tahilan, Adalah Tradisi Islam Di Nusantara yang masih menjadi polemik masyarakat. Semoga bisa bermanfaat dan bisa menjadi dasar pemikiran mengenai islam nusantara yang lurus.